Tentang Melepaskan #1

Suatu hari, aku terganggu oleh pikiran tentang seorang teman yang dulunya adalah seorang sahabat, namun kiri terasa begitu asing. Berbagai pemikiran berkecamuk di dalam hati dan pikiranku. Mengapa seakan hanya aku yang diasingkan olehnya? Mengapa ia melakukan itu? Mengapa ia baru membalas pesanku setelah aku menghubungi temanku yang lain untuk memastikan aku tidak menghubungi nomor yang salah? 

Hingga akhirnya aku memutuskan untuk bertanya langsung kepadanya melalui WA, dan ia membalasnya. Katanya, aku tak ada salah apapun, ini semua hanya keputusannya. Dia sedikit lelah dengan dunia dan memutuskan untuk menjauh dari semua orang, dan hanya beberapa orang saja yang mengetahui kabar tentangnya, salah saatunya teman yang tadinya kuhubungi sebelum ia akhirnya membalas pesanku. Rasa penasaran yang kupendam sejak dahulu akhirnya terbalas, meskipun aku tidak puas, dan aku memutuskan untuk melepaskannya. Biarlah ia dengan dunianya sendiri.

Inilah mengapa judul yang kuberikan pada tulisan ini adalah tentang melepaskan, karena aku melepaskannya, sahabat yang dulu sedekat nadi dan jantung, kini sejauh bumi dan neptunus. Aku ingin memiliki hidup yang bahagia, dan aku juga ingin orang lain memilikinya, terutama orang-orang yang begitu kusayangi.

Semoga kau menemukan bahagiamu, dude.

Aku, melepaskanmu.


Belum ada Komentar untuk "Tentang Melepaskan #1"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel