Tentang Kemalasan

Aku malas, ya, mungkin.

Ada yang salah dengan ini. 

Sejujurnya, aku bingung hendak memulai dari mana. Aku adalah seorang siswa jurusan kedokteran yang telah menyelesaikan stase koas, dan akan segera mengikuti ujian nasional untuk akirnya bisa mendaoatkan gelar dokter.

Ah, sudah hampir 2 bulan Nenek pergi. Aku kadang masih menganggap Nenek sedang ada di rumah pamanku atau mungkin sednag berada di rumahnya nun 16 jam  perjalanan jauhnya dari sini. Namun, saat melihat handphone Nenek yang kini kupegang, air mataku langsung mengalir.

Semenjak kepergian Nenek, ada beberapa perubahan pada diriku. Aku tak lagi makan nasi, tetapi tetap makan karbohidrat, misalnya kentang atau roti. Alhamdulillah aku selalu terbangun di jam 2 atau 3 dini hari, dan selalu menomorsatukan ibadah. Nenek selalu berpesan, "Jaga pergaulan, jaga ibadah." Nenek sendiri kadang telah duduk sambil memegang Al-Qur'an atau tasbih 30 menit sebelum waktu shalat tiba. Namun, aku menjadi semakin pendiam. Aku gagal merawat Nenek, itu yang selalu berulang-ulang di kepalaku. Aku terlambat tersadar bahwa setiap orang akan pergi, dan lakukan hal baik pada setiap orang sebelum waktunya untuk pergi akhirnya tiba. Aku masih kurang berkhidmat pada Nenek. Kadang telpon Nenek tidak kuangkat, entah karena memang tidak melihatnya atau karena sengaja tidak mengangkatnya.

Beberapa bulan sebelum kepergian Nenek, aku membeli alat pengukur gula,kolesterol, dan asam urat darah untuk memeriksa Nenek, tapi hanya 1 kali aku diberi kesempatan untuk memeriksa Nenek. Nenek akhirnya pergi sebelum aku memberi pemeriksaan lebih lagi.

Nenek menjadi salah satu motivasi kuatku untuk terus melanjutkan perjuanganku menjadi seorang dokter. Nenek selalu bercerita tentang dokter yang jauh dari rumahnya, tentang tetangga yang juga memiliki alat periksa darah yang sama denganku, dan tentang betapa Nenenk inginsalah satu cucunya bisa bekerja di sana agar Nenek tidak jauh pergi untuk memeriksakan diri dan mendapatkan perawatan.

Nek, aku rindu...

Semenjak Nenek pergi, aku menjadi malas. Tak pernah sekalipun aku keluar membantu kakak dan adikku. Aku mengerjakan tugas rumahku, di saat semua orang tertidur pulas. Aku malas belajar. Buku les yang harusnya sudah selesai kubaca masih saja belum kubuka lagi. Temanku mengirimkan slide belajar dan aku belum membukanya. Temanku mengirimkan video pembelajaran dan aku masih belum menontonnya. Mengetik kisahku di blog, atau membaca buku yang sudah lama kubeli namun belum sempat kubaca menjadi hal yang hanya dapat kulakukan saat ini.


Kapal yang Sedang Dalam Pembangunan
Wednesday, September 29th 2021
-pinus pines-

Belum ada Komentar untuk "Tentang Kemalasan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel