Menurutmu?

!!! WARNING : INI MENGANDUNG KONTEN BERBAHAYA BAGI YANG SEDANG MENGALAMI DEPRESI !!!

Aku ingin bertanya padamu yang sedang membaca ini. Menurutmu, penyakit mental itu muncul karena kurangnya rasa bersyukur dan kurangnya ibadah?

Menurutmu, karena aku memiliki sederet masalah dengan kesehatan mentalku, sehingga aku harus lebih banyak mendekatkan diri pada Sang Pencipta?

Menurutmu, karena mentalku tidak sama sehatnya dengan mental orang lain, sehingga aku harus lebih banyak bersyukur?

Menurutmu, karena aku memiliki gangguan bipolar dan gangguan cemas, sehingga aku tidak memiliki kesempatan yang sama denganmu atau dengan orang lain dalam menghadapi dunia?

Aku sedih, lagi dan lagi.

Stigma kembali menjatuhkanku, lagi dan lagi.

Beberapa hari yang lalu, aku sempat berbincang dengan salah seorang teman dekatku mengenai hal ini. Aku suka betapa orang yang kadang kita anggap cuek dan tidak peduli, justru memberi tanggapan yang benar-benar menenangkan. Terkadang, aku sangat ingin memiliki sikap tidak peduli itu, agar kepalaku tidak sesak oleh berbagai masalah yang seharusnya tidak perlu kupikirkan.

Sebenarnya, aku tidak lagi memikirkan tentang hal ini, namun beberapa saat yang lalu, aku kembali teringat perkataan orang lain tentang aku dan penyakit mentalku. Aku berhak hidup, bukan? Aku mengikuti pengobatan untuk penyakit-penyakit mentalku, karena aku ingin hidup senormal hidup orang lain yang tak harus bergelud dengan emosinya sepanjang waktu.

Obat yang kuminum, membuatku cepat terlelap, dan itu berarti waktu yang kumiliki untuk belajar semakin berkurang. Aku meminumnya setelah shalat Maghrib, agar aku bisa tertidur setelah shalat Isya', agar aku bisa terbangun shalat Subuh di waktu yang tepat. Aku berjuang dengan tubuhku yang terasa akan jatuh bila terlalu lama berdiri atau duduk. Aku berjuang dengan tanganku yang tremor atau bergetar hampir setiap detik. Aku berjuang dengan fungsi berbicaraku yang kadang seperti seseorang yang baru saja mengonsumsi obat-obatan terlarang.

Aku tidak meminta rasa kasihan. Aku sudah cukup dengan malaikat-malaikat yang dikirimkan Allah SWT kepadaku sehingga aku bisa menjalani 6 tahun kuliah kedokteran dengan lumayan mulus, mereka yang membantuku di saat aku bahkan tak mampu meminta bantuan karena kondisi yang kualami. 

Aku bertanya-tanya, mengapa sikap mereka seperti itu. Apakah karena mereka belum pernah mengalaminya? Apakah karena mereka belum begitu paham mengenai kesehatan mental? Apakah karena belum ada keluarga atau kenalan mereka yang mengalami maslaah yang sama denganku? Apakah karena masalah yang kuhadapi begitu sepele?

Memang benar pepatah yang mengatakan, "you'll never know until you try." Kau benar-benar tidak tahu sampai kau mencoba atau setidaknya mengalami suatu hal. Jangan tanyakan, aku bahkan tidak pernah benar-benar memahami mengapa seseorang mengiris lengannya dengan silet, atau bahkan melakukan percobaan bunuh diri. Sakit yang aku alami ketika depresi itu datang, benar-benar sakit, dan aku tahu itu tidak akan mampu disembuhkan dengan obat saat itu, sehingga aku melakukan percobaan bunuh diri. Alhamdulillah percobaan itu tidak berhasil sehingga aku masih ada di dunia ini mengetik tulisan baru untuk blog ku.

Memang benar bahwa kita harus senantiasa mendekatkan diri pada Sang Pencipta dan senantiasa bersyukur atas hal-hal yang kita alami setiap harinya. Namun, aku memohon untuk tidak langsung mengatakan hal ini pada seseorang yang memilihmu sebagai orang yang ia percayai dan menumpahkan isi hatinya.

Aku pernah berada di posisi itu, dan itu justru tidak membantu. Depresiku semakin memberat karena aku mengharapkan sesuatu yang lebih bijak dari sahabat itu. Aku mengharapkan setidaknya ia meyakinkanku bahwa hal ini akan berlalu, atau seekdar mendenganrkan lalu menenangkanku, bukannya menceramahiku dengan hal-hal yang cukup menyakitkan. Aku sangat ingat kejadian malam itu, karena tepat setelah ia memberiku saran, aku langsung turun dari mobilnya dan menuju bangsal untuk shift jagaku. Namun, akhirnya aku tahu, waktu itu, dia belum benar-benar paham mengenai depresi atau gangguan mental lainnya, sehingga ia hanya bisa memberi saran tersebut.  

Kamu boleh melihat-lihat Instagram dr. Jiemi Adrian, Sp.KJ (@jiemiadrian) atau dr. Andri, Sp.KJ (@andripsikosomatik), atau salah satu dosenku, dr. Kristian Liaury, Sp.KJ (@kristianliaury). Ada begitu banyak yang bisa kita dapatkan dari Instagram selain gerakan tik-tok terbaru atau informasi yang dulunya kita percaya namun ternyata adalah hoaks.

Mari melihat tidak sekedar permukaan suatu hal. Ingatlah bagaimana Titanic menabrak gunung es yang terlihat kecil di permukaan, namun akhirnya menyebabkan kapal tersebut akhirnya karam.

Aku peduli padamu, aku sayang padamu, aku insha'Allah akan menemanimu.

Terimakasih telah membaca :) Bila kamu membutuhkan seseorang untuk berbicara dan bingung alan berbicara kepada siapa, aku insha'Allah siap mendengarkanmu (kalau lagi tidak sibuk ya :")


Ruang Rawat
September 26th 2021
-pinus pines-


ps: I got my contact down there

Belum ada Komentar untuk "Menurutmu?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel