Alih Fungsi
Aku merasa akhir-akhir ini hidup sedikit terlalu datar. Bangun, shalat subuh, sarapan, mandi, pake baju, pergi kerja, pulang, shalat, makan, shalat, makan, tidur. Berulang setiap hari. Aku memiliki waktu yang lebih di luar kerjaan, tapi aku merasa aku tidak memiliki waktu yang cukup untuk diriku sendiri.
Sore ini, aku tiba-tiba merasa sesak, seakan udara yang kuhirup tak pernah cukup. Aku menarik napas, namun bukannya oksigen yang terhirup, aku seperti menghirup seluruh energi negatif yang ada di sekelilingku. Apakah sekarang aku menggantikan kerja pohon untuk berfotosintesis?
Mungkin akar dari permasalahan ini adalah insiden tadi pagi. Aku berhadapan dengan seorang pasien yang cukup arogan. Aku sudah mencoba untuk menghadapinya dengan sabar, dengan tidak emosi, tapi aku hanya manusia. Aku cukup mengenali diriku sendiri untuk tau aku pasti akan menangis tiap kali merasa kesal yang teramat sangat. Benar saja, ketika pasien itu keluar dan kakak perawat masuk lalu menepuk punggungku untuk menenangkan, aku langsung meledak. Aku menangis sesenggukan. Poli tempatku menerima pasien bahkan harus ditutup dulu dan dialihkan ke poli sebelah.
Yang lucu adalah, baru saja kemarin aku mengatakan ke salah seorang teman dekat bahwa aku sejak pindah ke sini belum pernah menangis. Ternyata, Allah mendengarku dan membuatku mengeluarkan tangisan itu.
Hingga sesaat sebelum menulis ini, aku masih cukup yakin aku baik-baik saja. Namun saat ini, saat tulisan ini hampir tuntas, keyakinan itu sirna. Aku tau dan cukup paham, aku akan menulis dengan lancar dan sangat baik ketika aku tidak baik-baik saja.
170625 - in a place where it all began,
(still) pinuspines
Terima kasih sudah bercerita, Terima kasih sudah bertahan sampai hari ini.
BalasHapus