Buku Biru

Saat saya masih duduk di bangku SMA, saya beberapa kali mengikuti perlombaan di bidang Matematika dan Bahasa Inggris. Pada salah satu perlombaan matematika yang saya ikuti di tahun 2014, saya mendapatkan sebuah harta karun. Saat itu, saya dan beberapa teman mengikuti lomba di salah satu kampus terbaik di Indonesia Timur. Lomba ini rutin diadakan setiap tahunnya dan terbagi menjadi kategori SD, SMP, dan SMA, dan selama tiga tahun berturut-turut saya mengikuti kategori SMA. Lomba ini terdiri atas beberapa babak dan pada tahun itulah saya bisa melangkah ke babak yang terjauh di antara 2 tahun lainnya. Namun, saya tidak adakn bercerita mengenai babak itu.

Tidak seperti tahun sebelumnya, tahun itu kami mendapatkan sebuah goodie bag berisi buku catatan kecil dan sebuah buku bacaan saat mengambil sertifikat peserta. Karena yang paling terakhir gugur di antara teman-teman satu sekolah, saya menjadi yang paling terakhir yang mendapatkan goodie bag tersebut. Saya bahkan sempat ingin cepat tereliminasi demi mendapatkan goodie bag tersebut, kaena awalnya saya mengira jumlahnya terbatas dan hanya diberikan pada peserta yang gugur di awal. Namun, saya dapat behasil hingga ke babak semifinal. Saat mengambil sertifikat setelah gugur di babak semifinal, kakak panitia ternyata memberikan goodie bag yang sama yang didapatkan oleh teman yang lain. Saat itu, rasa sedih karena gugur (dikalahkan oleh medalis OSN Matematika, so I'm kinda proud of being able to be in the same moment) akhirnya terhapus oleh rasa senang karena mendapatkan sebuah goodie bag.

Sepulangnya dari perlombaan, saya langsung membuka goodie bag tersebut dan mulai membaca buku yang ada di dalamnya. Saat membaca halaman pertama, saya menemukan satu nama yang sangat familiar. Kemudian saya mulai membaca isi dari buku tersebut. Buku tersebut berisi beberapa kisah tentang mahasiswa asal Sulawesi Selatan yang sedang menempuh perkuliahan di berbagai kampus di seluruh Indonesia hingga di luar Indonesia. Beberapa kisah sangat menarik bagi saya. Ada yang gagal masuk di kampus terbaik di Sulawesi Selatan namun akhirnya menjadi mahasiswa di kampus terbaik di Indonesia, ada yang menjadi mahasiswa berprestasi di kampus nomor 1 di Indonesia, ada yang mengikuti belasan hingga puluhan tes sebelum akhirnya berkuliah di kampus impian, ada yang dibenci oleh hampir seluruh teman angkatan karena hidupnya seakan lancar-lancar saja, ada yang akhirnya berkuliah di luar negeri dengan beasiswa, ada yang hujan-hujanan membeli koran untuk melihat hasil pengumuman, mewakili Indonesi dalam olimpiade Internasional, dan berbagai kisah inspiratif lainnya.

Namun siapa sangka, orang-orang di dalam buku tersebut ternyata "dekat" dengan kehidupan saya. Ada yang ternyata sepupu dari sepupu, adik dari dosen di fakultas (ternyata ada 2 orang), senior di kampus, 2 orang di antaranya pernah ke sekolah untuk mengadakan sosialisasi kampus nomor 1 di Indonesia, dan beberapa orang yang telah saya tahu sejak masih duduk di bangku SMP. Saya  kemudian tersentak dengan ungkapan betapa kecilnya dunia, karena sekali lagi saya kembali merasakan ungkapan tersebut.

Membaca buku biru terkadang membuat saya merasa minder dengan kehidupan yang saya jalani saat ini. Namun, merasa minder seakan tidak berguna dan seakan tidak mewujudkan judul dari buku biru itu. Sejak pertama kali membaca buku biru di tahun 2014 lalu, hingga saat ini di tahun 2020, saya masih menganggapnya sebagai salah satu harta karun. Pernah sekali teman saya meminjam buku ini, dan hanya 2 hari kemudian saya memintanya untuk mengembalikan buku tersebut, dan hanya teman itu yang pernah meminjamnya. Buku biru senantiasa duduk manis di rak buku saya.

Terlepas dari bertapa inspiratifnya orang-orang di luar sana, tidak semua pribadi dapat terinspirasi  dan termotivasi oleh orang lain. Ada kalanya kita justru membutuhkan motivasi dari dalam diri kita sendiri. Oleh karena itu, mari menanam dan terus merawat motivasi dalam diri kita.

Mungkin saat ini kita belum se-sukses / se-bahagia orang-orang di luar sana karena kita memiliki jatah waktu pada timeline yang berbeda. Coba bayangkan, kalau semua orang sukses di saat yang sama, atau gagal di saat yang sama, maka tidak akan tercapai keseimbangan dan akan mengganggu timeline yang telah diciptakan sebelumnya.

Semangat, untuk kamu yang membaca ini!!! Saya yakin kamu akan bertemu sukses dan bahagia pada waktunya. Jangan lupa tersenyum, seikhlasnya, dan setidaknya untuk dirimu sendiri yang telah berjuang hingga hari ini. KAMU LUAR BIASA :)


Love, PinusPines.

Belum ada Komentar untuk "Buku Biru"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel