Jika Cinta Bukan Segalanya Bagimu, Lalu Apa?

Suatu hari, sepulang dinas (re:koas), saya memutuskan untuk pergi ke salah satu mall dekat RS untuk menghadiri talkshow salah seorang penulis yang bernama Alvi Syahrin. Sebelumnya, dia adalah penulis Wattpad, namun kemudian berbalik haluan dan menjadi penulis non fiksi. Saat itu, dia membahas tentang buku non fiksi pertamanya yang berjudul Jika Kau Tak Pernah Jatuh Cinta. Sejujurnya, saya belum pernah membaca buku tersebut, saat itu saya hanya berniat mengobati lelah post jaga dan dinas selama 2 hari. Alhamdulillah, dia membahas sedikit tentang bukunya, sehingga cukup membantu dalam mengetahui sedikit bocoran tentang bukunya.

Ooh iya, saya memiliki seorang teman yang juga penulis Wattpad, dan teman ini yang dulunya sempat bercerita tentang kak Alvi Syahrin. Sebagai sesama penulis Wattpad yang karyanya lumayan terkenal, bahkan salah satu karya teman ini sempat menjadi best seller di Gramedia, mereka biasa saling sharing sehingga teman ini juga bercerita kepada saya. Inilah yang membuat saya sedikit merasa penasaran, si kak Alvi Syahrin ini orangnya seperti apa. Untuk alasan dia berbalik haluan sendiri sempat diceritakan oleh teman saya.

Sesampainya di tujuan, talkshownya ternyata sementara berjalan. Saya kemudian memasuki area talkshow dan Alhamdulillah mendapatkan tempat di bagian agak depan (Alhamdulillah, saya tinggal di Indonesia haha). Seiring berjalannya talkshow, yang awalnya saya hanya ingin mengobati lelah, malah jadi terbawa dan bermunculanlah berbagai pertanyaan. Ooh iya, ternyata waktu itu ada 2 orang penulis, seorang penulis fiksi dan seorang penulis non fiksi eks fiksi. Saya kemudian mengeluarkan buku dan pena untuk mencatat pertanyaan yang terlintas saat itu juga. Hingga tiba sesi tanya jawab, saya dengan semangat mengancungkan tangan. Saya menjadi orang ketiga sekaligus yang terakhir, dengan pertanyaan terbanyak, yang mendapatkan kesempatan itu. Saya bertanya pada kedua penulis masing-masing 2 pertanyaan, dan 1 pertanyaan terakhir khusus untuk kak Alvi Syahrin terkait buku non fiksi terbarunya.

Oohiya, saya sangat suka berkunjung ke tempat di mana saya tidak mengenal satu orang pun, benar-benar lingkungan yang asing, sehingga saya bisa melakukan apapun itu tanpa merasa minder. Mengajukan pertanyaan adalah hal yang sangat jarang bagi saya di lingkungan per-koasan. Saya juga benar-benar orang yang memegang teguh diam adalah emas dalam perkoasan. Namun, bila berada di lingkungan luar, saya akan menjadi saya yang sebenarnya, bertanya sepuasnya, meraup ilmu sebanyak-banyaknya, dan berteman dengan berbagai macam orang. Berkunjung ke talkshow ini hanya satu dari sekian "pelarian" yang saya lakukan, dan hanya sedikit orang yang tahu dengan kebiasaan ini. Kebanyakan orang bahkan seenaknya menilai anak kedokteran sebagai mahasiswa yang enggan bersosialisasi dengan orang luar, padahal itu tidak sepenuhnya benar, karena : 1) kami benar-benar sibuk; 2) beberapa memilih mengobati lelah dengan beristirahat di rumah dibandingkan bersosialisasi/bersilaturahim secara langsung dengan orang lain. Namun, ini bukan berarti antisosial, karena setiap orang membutuhkan me time-nya masing-masing.

Kembali ke talkshow, waktu itu saya menanyakan pertanyaan spesifik untuk buku kak Alvi, yakni, "Jika cinta bukan segalanya bagimu, lalu apa?" Namun, karena itu merupakan 1 dari 3 pertanyaan yang saya ajukan, kak Alvi memilih untuk tidak menjawabnya secara langsung. Lantunan ayat suci Al-Qur'an juga mulai berkumandang, sehingga talkshow harus segera diakhirkan. Tibalah saatnya sesi  tanda tangan penulis bagi yang memiliki bukunya. Saya tidak memiliki buku kak Alvi, namun memberanikan diri untuk mengantri di barisan. Saat tiba giliran saya dan menanyakan kembali pertanyaan yang belum terjawab, kak Alvi kemudian tersenyum. Dia hanya mengatakan dengan tenang, "Kamu tau, kita hidup untuk apa? Kalau kamu tahu, maka kamu akan tahu jawaban dari pertanyaan itu." Sederhana, namun padat akan makna.

Ya, hari itu, saya kembali ke rumah dengan membawa sesuatu yang baru. Hari yang sangat melelahkan di Rumah Sakit, namun sangat menyenangkan saat saya kembali ke rumah. Kamu yang sedang membaca ini, cobalah untuk merenungi kembali, untuk apa kita hidup di dunia? Kemana kita akan pergi setelah meninggalkan dunia ini? Siapa yang sebaiknya kita cintai sedalam-dalamnya?

Makassheart - Tuesday, May 26th 2020
Nowhere like home
🖤 pinuspines 🖤

PS : i got a mini notebook and a storybook from the publisher for free for asking questions hehew

1 Komentar untuk "Jika Cinta Bukan Segalanya Bagimu, Lalu Apa?"

  1. Padahal udah denger ceritanya. Tapi pas baca berasa 'nyess' bikin mata berkaca-kaca. Reminder banget sih ini

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel